Jumat, 01 April 2016

Terapi Autis (Autisme) Azalea Terapi Harapan Indah Bekasi

AUTISME
Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Kata autisma berasal dari bahasa Yunani “auto” berarti sendiri yang ditujukan pada seseorang yang menunjukkan gejala “hidup dalam dunianya sendiri”. Pada umumnya penyandang autisma mengacuhkan/tidak merespon/tidak bereaksi terhadap rangsangan suara, penglihatan, maupun sensoris yang lain. Anak tidak akan bereakis terhadapat kejadian yang melibatkan mereka. Apabila ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi (stereotip / membingungkan) atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka menghindari / tidak menyukai / tidak berespon terhadap kontak sosial seperti pandangan mata, sentuhan kasih sayang, pelukan, bermain dengan anak lain dan sebagainya.
Penyebab autisme belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli menyebutkan autisme disebabkan karena terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa. Beberapa ahli berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autisme. Walaupun paparan logam berat (air raksa) terjadi pada setiap anak, namun hanya sebagian kecil saja yang mengalami gejala autism. Hal ini mungkin berkaitan dengan teori genetik, salah satunya berkaitan dengan teori Metalotionin. Beberapa penelitian anak autism tampaknya didapatkan ditemukan adanya gangguan netabolisme metalotionin. Metalotionon adalah merupakan sistem yang utama yang dimiliki oleh tubuh dalam mendetoksifikasi air raksa, timbal dan logam berat lainnya. Setiap logam berat memiliki afinitas yang berbeda terhada metalotionin. Berdasarkan afinitas tersebut air raksa memiliki afinitas yang paling kuat dengan terhadap metalotianin dibandingkan logam berat lainnya sepertoi tembaga, perak atau zinc.
Untuk mendeteksi kondisi autism sangat sulit karena tidak terlihat pada permasalahan fisiknya, yang nampak pada anak dengan Autisme adalah permasalahan emosional psikologisnya.
DETEKSI DINI KEMUNGKINAN ANAK MENGALAMI AUTISME / BERKEBUTUHAN KHUSUS
1. Deteksi Dini Sejak dalam Kandungan
Sampai sejauh ini dengan kemajuan tehnologi kesehatan di dunia masih juga belum mampu mendeteksi resiko autism sejak dalam kandungan. Terdapat beberapa pemeriksaan biomolekular pada janin bayi untuk mendeteksi autism sejak dini, namun pemeriksaan ini masih dalam batas kebutuhan untuk penelitian.
2. Deteksi Dini Sejak Lahir hingga Usia 5 tahun
Sangat sulit untuk mendeteksi diawal kehidupan anak atau pada masa bayi (usia 0 as 24 bln) . Tetapi penting untuk mengetahui gejala dan tanda-tanda penyimpangan perkembangan emosional psikologis sejak dini karena penanganan yang lebih cepat akan memberikan hasil yang lebih baik.
Beberapa gejala gejala yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau anak menurut usia :
a. Usia 0-6 bulan
- Pada saat bayi baru lahir kemudian diletakkan di dada ibu tidak ada reaksi "nipple seeking" sebagai reaksi "rooting reflex" untuk mencapai puting untuk reflex mengenyut
- Bayi tampak terlalu tenang --> tanpa expresi (jarang menangis)
- Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik
- Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi
- Tidak “babbling”
- Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu
- Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan
- Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal
b. Usia 6 – 12 Bulan
- Kaku bila digendong
- Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba, da-da)
- Tidak mengeluarkan kata
- Tidak tertarik pada boneka
- Memperhatikan tangannya sendiri
- Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasar/halus
- Mungkin tidak dapat menerima makanan cair
c. Usia 2 – 3 tahun
- Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain
- Melihat orang sebagai “benda”
- Kontak mata terbatas
- Tertarik pada benda tertentu
- Kaku bila digendong
d. Usia 4 – 5 Tahun
- Sering didapatkan ekolalia (membeo)
- Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar)
- Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah
- Menyakiti diri sendiri (seperti menggigit badannya sendiri, membenturkan kepala)
- Temperamen tantrum atau agresif
Apabila ada tanda-tanda seperti diatas segera bawa anak ke ahlinya untuk segera mendapatkan assessment / pemeriksaan secara detail sehingga akan mendapatkan diagnosis dan intervensi yang sesuai dengan permasalahannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar